Assalamuallaikum. wr. wb...
Hai teman-teman Mabez semuanya, sambungan biografi GIGI Band yang ke 3 lagi nc gan, dan ini yang terakhir gan. langsung saja gan di baca...
ROCK HABIS
Jangan kaget jika mendapati lagu–lagu di album ini beda dari pakem kebanyakan lagu islami. Pokoknya ngerock habis. Lagu Tuhan yang aslinya syahdu dan mendayu, digubah habis menjadi ngerock ala GIGI, dengan adanya tarikan gitar distorsi dan isian brass section. Mantap dan berisi. Tak salah lagi jika lagu yang selalu menjadi anthem pada setiap bulan Ramadhan ini dipilih sebagai hit jagoan. Pada lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata, GIGI menyuguhkannya dengan style rock yang digabung dengan isian rap. Hasilnya, sungguh menggetarkan! Pada lagu Lailatul Qadar, kocokan gitar dan drum digeber dengan tempo cepat, dengan loop – loop yang membalut lengkingan vokal Armand.
Tidak semua lagi diusung dengan style rock. Dalam lagu Keagungan Tuhan yang aslinya memang bertempo pelan, dibawakan secara simple dengan petikan gitar yang ritmis. Sementara sebagai penutup, dipilihlah Raihlah Kemenangan, lagu berimama mid tempo dengan alunan gema takbir yang bersahut-sahutan.
Dengan segenap musik yang diaransemen sedemikian rupa ini GIGI berharap bisa masuk ke selera penggemar muda. Kalaupun ada yang kontra terhadap karya ini adalah sah- sah saja. Yang pasti musik adalah bagian dari seni, dan siapa saja berhak untuk menginterpretasikan. Yang penting esensi dari lagu-lagu yang ada di album ini tidak berkurang kadarnya. Untuk mendukung album ini, GIGI siap menggeber tur ke lebih dari 15 kota di Jabotabek, Jabar, dan Jateng dalam tur bertajuk MUSIK NGABUBURIT DAN GEMA RAMADHAN. Konser yang digelar menjelang buka puasa ini akan diisi juga dengan Dai kondang Gito Rollies dan Sujiwo Tedjo. Semoga apa yang telah diupayakan GIGI ini bisa diterima oleh masyarakat sebagai sarana hiburan yang positif. Amien.
Dan………setelah penggarapan dua album serta puluhan konser di paruh tahun 2004, ‘kebersamaan’ Hendy di GIGI sebagai additional player akhirnya resmi diproklamirkan sebagai drummer GIGI. Raihlah Kemenangan (Repackage) Setelah sukses dengan album rohani RAIHLAH KEMENANGAN yang dirilis tahun lalu, kini GIGI mengemas ulang album itu. Kali ini Armand (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Hendy (drum) menambahkan dua buah lagu daur ulang, yaitu Perdamaian dan I’Tiraf. Jadilah album RAIHLAH KEMENANGAN REPACKGE yang diluncurkan tepat pada 19 September 2005.
Alasan apa yang mendasari GIGI mengemas album repackage tersebut ?
“Pihak label (SONY BMG) lah yang meminta kita untuk merilis setelah melihat kesuksesan dari penjualan album Raihlah Kemenangan. Waktu itu ada 4 lagu yang disodorkan, dan kami pilih lagu Perdamaian dan I’tiraf. Kami menggarapnya sekitar empat hari, tepatnya sebelum kami berangkat ke Amerika untuk menggelar “GIGI East Coast America Tour 2005,” tutur Armand.
Kenapa pilihan jatuh di dua lagu itu ?
“Lagu Perdamaian tuh legend banget diantara lagu-lagu marawis atau qasidah-an. Dan liriknya sangat cocok dengan kondisi dunia khususnya bangsa Indonesia saat ini. Ada peledakan bom di Bali , kondisi Aceh yang belum sepenuhnya pulih, dan banyak lagi,” jelasnya lagi. Lagu Perdamaian ciptaan Drs. H. Abu Ali Haidar yang versi aslinya sarat dengan irama marawis itu dibesut menjadi sangat rock ultra modern khas GIGI namun tanpa kehilangan jati diri lagu itu. Adapun lagu I’Tiraf, tembang rakyat karya Abu Nawas, sesuai dengan warna musik aslinya yang bertempo lambat, dibawakan oleh GIGI dengan sangat syahdu, dengan variasi up beat tempo pada interlude.
Terjunnya GIGI dalam ranah musik religius ini menjadi terobosan sukses mereka. Ini dimulai dari album RAIHLAH KEMENANGAN yang diirilis dua hari menjelang Ramadhan 2004. Publik dibuat geger mendengar lagu Tuhan (Sam Bimbo) yang mendayu dibesut menjadi sangat nge-rock. Demikian juga dengan lagu Rindu Rasul (Sam Bimbo, Taufik Ismail), Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Chrisye, Taufik Ismail). Dan ternyata terobosan itu mendapat tempat di masyarakat pencinta musik tanah air terutama anak-anak muda. Misi GIGI untuk mengenalkan musik bernafaskan islami dengan style dan aransemen selera anak muda mengena. Terbukti dalam setiap konser Ramadhan selalu dipenuhi para penggemar GIGI yang hapal hampir semua lagu-lagu yang dibawakan. Harapan GIGI persembahan RAIHLAH KEMENANGAN REPACKAGE ini pun dapat diterima seperti album sebelumnya. Semoga bisa masuk ke telinga dan hati penggemar GIGI semua. Amien.
Untuk mendukung album ini, GIGI siap menggeber RAMADHAN TOUR ke lebih dari 20 kota di Jabotabek, Jabar, dan Jateng. Sebagai kick off, mereka menggeber pertunjukan pada4 Oktober 2005 di Teater Tanah Air - Taman Mini Indonesia Indah pukul 8 malam. Mereka juga menggelar pertunjukan ke sejumlah pesantren dan berkolaboraso dengan anak-anak pesantren setempat.
Next Chapter
22 Maret 2006 GIGI tepat memasuki angka 12 tahun. Sebuah perjalanan yang panjang bagi sebuah band yang pernah mengalami pasang surut di Industri musik. Bagaimana mereka mulai tumbuh, menjadi besar, mengalami konflik internal yang berujung pada pergantian personil, mengalami masa-masa saat menjadi rock star, hingga matang dalam kedewasaan. Tepat di usia 12 tahun, mereka merilis album baru sebagai bingkisan khusus untuk para GIGIKITA (sebutan buat para penggemar GIGI). Album bertajuk NEXT CHAPTER, mengemas 11 tembang yang dibesut dalam konsep musik yang easy listening dalam bangun harmoni minimalis. Suatu kejutan bagi para penikmat musik GIGI manakala mereka biasanya mendapati musik GIGI yang kental dengan eksplorasi sound rock kini ditampilkan lebih rileks dan seperti ajakan ‘ayo kita menikmati musik tanpa harus berpikir.’
Apakah GIGI memang berniat meninggalkan pakem musik yang selama ini teguh mereka pegang?
Baik Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), sepakat mengakui memang album terbaru ini lain daripada album-album sebelumnya. Menurut mereka proses pembuatan materi album ini benar-benar dikerjakan dalam suasana yang santai dan rentang waktu yang cukup panjang. Mulai digarap sebelum dirilisnya album Raihlah Kemenangan Repackage, kemudian sempat break karena tur ke Amerika, hingga digarap secara intens pada sebulan terakhir sebelum dirilis. Suasana yang santai berpengaruh pada proses kreatifnya, sehingga tak ayal membuahkan karya yang terkesan lebih rileks. “Kita tidak mematok lagu ini musti begini atau begitu, tapi begitu diolah di studio hasilnya memang punya rasa yang sama yaitu mood yang santai, “jelas Budjana. Thomas juga sependapat. Menurut pembetot bass ini beberapa lagu dasar memang upbeat dan nge-rock, tetapi begitu digarap lagi, ujung-ujungnya beatnya medium.
Apapun hasilnya, yang pasti album ini adalah murni pencapaian GIGI saat ini yang apa adanya. Walaupun album ini kesannya santai, proses penggarapannya tetap sesuai prosedur GIGI. Hasilnya, baik sound maupun aransemen tetap terjaga kerapihannya. Bahkan keselarasan rhythm section-nya pun lebih mantap di album ini. Menurut Thomas, baik dirinya maupun Hendy sebagai pemegang rhythm sangat komunikatif. Proses ‘pacaran’ yang dimulai sejak masuknya Hendy di album OST. Brownies telah sampai pada tahap mengerti satu sama lain. Hasilnya, saat penggarapan album pun relatif mudah dan ‘hidup.’
DARI TEMA CINTA HINGGA SOSIAL
Tema cinta tetap kental di album ini, yang diungkapkan secara lugas dan apa adanya. Misalnya dalam lagu Kepastian Yang Kutunggu, yang menjadi hit unggulan, bertutur tentang kegundahan seseorang yang sedang menunggu kepastian cinta. Selain itu adalah tema sosial, yaitu kepedulian GIGI akan nasib bangsa yang diungkapkan dalam dua lagu yaitu Indonesia dan Satu.
MAKNA 12 TAHUN
Bagi GIGI memaknai angka 12 tahun tidaklah muluk. Bagi mereka masih bisa tetap bermain musik, tetap dalam satu visi dan energi yang sama, adalah pencapaian yang luar biasa. Pintu Sorga Sungguh suatu kenikmatan manakala kita masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan 1427 H. Bagi kelompok band GIGI, kesempatan itu tidak mereka sia-siakan. Saatnyalah GIGI kembali melakukan syiar Islami dengan cara mereka sendiri. Ya, menyambut Ramadhan, GIGI merilis album rohani terbarunya berjudul PINTU SORGA. Ini adalah kali ketiga GIGI berkecimpung dalam ranah musik Islami setelah sebelumnya sukses merilis album Raihlah Kemenangan (2004) dan Raihlah Kemenangan Repackage (2005). PINTU SORGA menampilkan 10 tembang rohani Islam dimana kebanyakan isinya adalah lagu Islami populer yang musiknya diaransemen ulang secara segar oleh GIGI dengan nafas pop, rock, hingga punk dan new wave. Single yang dijagokan adalah PINTU SORGA. Lagu tradisional yang aslinya berasal dari Syria ini dibesut secara full rock dengan menggamit pujangga Taufiq Ismail sebagai penulis lirik lagu. Taufiq Ismail dengan kepiawaiannya merangkai lirik-lirik puitis, menuturkan mengenai anak manusia yang berusaha untuk menggapai pintu sorga, mencari keridhaan Allah SWT.
Dari sisi musikalitas, GIGI tampil secara variatif. Simak saja dalam Sajadah Panjang. Lagu yang versi aslinya dinyanyikan oleh Bimbo dengan syahdu tersebut dibesut dengan hentakan modern rock. Atau dalam lagu Sahur Tiba, karya AT. Mahmud, yang menampilkan secara unik paduan suara Gigikita (penggemar GIGI) dan deretan pemain brass section. Sedangkan pada lagu Damai Bersamamu, GIGI tampil dengan menyuguhkan bintang tamu Andi Rianto pada piano. Dari sepuluh tembang yang ada, dua diantaranya adalah lagu karya GIGI sendiri. Yaitu Kehendak-Mu, yang sebelumnya masuk dalam album kompilasi KITA UNTUK MEREKA. Serta lagu berjudul Dosa Ini, dimana musiknya diciptakan oleh Dewa Budjana, dan lirik digarap oleh Armand. Dilihat dari isi materi lagu yang kuat, album PINTU SORGA ini diharapkan dapat meraih kesuksesan seperti di album Raihlah Kemenangan. Dan yang lebih penting lagi, menjadi sarana syiar alternatif untuk anak-anak muda Indonesia.
PEACE, LOVE ‘N RESPECT
Musik adalah pengikat kebersamaan kami. Kami hidup untuk musik dan musik pulalah yang menghidupi kami. Sampai kapanpun kami akan terus mempunyai passion di musik. Inilah resep yang membuat kita bertahan hingga tiga belas tahun. (Armand Maulana – vokalis GIGI). Di usia ketigabelas ini GIGI kembali berkarya lewat album berjudul PEACE, LOVE ‘N RESPECT, yang sebenarnya merupakan kalimat ikon GIGI yang selalu diucapkan mereka dari tahun 1995 dan baru sekarang akhirnya kalimat tersebut dijadikan title album. Berbeda dari album-album sebelumnya, kali ini Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), mengemasnya dengan format akustik (unplugged). “Ide membuat akustik album sebenarnya sudah muncul sejak lima tahun lalu. Kebetulan GIGIKITA (penggemar GIGI) juga banyak meminta kita membuat format seperti itu. Dan ini adalah album yang belum pernah dibuat oleh GIGI selama 13 tahun berada di musik Indonesia” jelas Armand.
BUTUH KREATIVITAS TINGGI
Kalau sebelumnya GIGI membuat format akustik untuk satu lagu dalam satu album, kini mereka harus membuat untuk satu album full. Di telinga awam, akustik itu identik dengan musik genjrang genjreng belaka. Padahal kemasan akustik itu menuntut detail dan kreativitas dalam membuat aransemen dan sound sehingga satu lagu dengan lagu yang lain tidak sama. Jadi tidak terbayang bagaimana seru dan stress-nya mereka mengulik lagu di studio (kabarnya GIGI khusus dibuatkan studio baru oleh Pos Entertainment, managemen yang membawahi mereka, sehingga mereka konsen menggarap album). Hendy sang penggebuk drum mengaku butuh waktu 14 jam take rekaman untuk dapat sound yang pas. Sementara Budjana harus bereksplorasi dengan hanya berbekal gitar string dan nylon. Atau Thomas yang harus menyesuaikan agar line bass-nya selaras dengan gebukan drum. Sedangkan Armand yang mengisi vokal ditantang menghasilkan suara sebersih mungkin tanpa sound effect pada suaranya kecuali reverb dan delay.
0 comments:
Posting Komentar